Tidak mau ribet beli alat musik? Silakan belanja online via Shopee

Sejarah Rebana Indonesia dari Desa Kaliwadas Kecamatan Bumiayu

Group Rebana Syrakal JawaDefinisi Rebana
Rebana: bahasa Indonesia; Wilayah Jawa, Sumatra, dll.: Genjring, Kencer, Terbang; Daerah Kalimantan : Gendang; Arabic: Duffuf; Inggris Tambourine, adalah alat musik tradisional Islami asli Indonesia. Rebana merupakan alat musik tepuk dengan media dasar kayu dan kulit. Dan rebana merupakan perkusi dalam kategori membranophoni.

Rebana terbuat dari kayu pilihan, berdesain khusus: bulat, pipih dan berlubang_dengan sebelah lubangnya dipasang kulit kambing yang sudah disamak putih.

Instrumen rebana yang bagus adalah yang bersuara jernih, tidak fals serta disesuaikan dengan versi, aliran musik maupun rumus ketukannya. Karena rebana adalah termasuk jenis kerajinan seperti halnya seni kerajinan lain yang semestinya dibuat secara halus, esklusif serta dengan jiwa seni pula.

Fungsi Rebana
Rebana adalah salah satu jenis hiburan bermusik dengan iringan syair bernuansa Islami: Shalawat dan Dikir hingga lagu semangat Nasionalisme. Rebana bukan hanya menjadi hiburan orang-orang kampung tetapi sudah merambah ke kota, sekolah serta instansi pemerintah, bahkan ke luar negeri Seperti Singapura, Brunai Darussalam, Malaysia dan negara di dunia lainnya.

Asal-usul Rebana
    Eksistensi rebana di desa Kaliwadas, Bumiayu, Brebes, Jawa Tengah, bermula dari ide dan keuletan bapak Madali (almarhum) dan bapak Toip ( almarhum ) dalam 'menciptakan' alat musik Islami ini pada era sulit_zaman perjuangan dan kemerdekaan Indonesia, sejak tahun 1940 sampai dengan 1950-an. Saat itu pembuatan rebana boleh dibilang masih terbatas dan hanya sebagai pengisi waktu luang, disela-sela kesibukan mereka bertani. Pembeli dan penikmat suaranya yang khas pun masih sebatas orang-orang berusia tua  dan di daerah terdekat saja. Jenisnya pun saat itu hanya ada dua macam, yakni rebana Syrakal (Dibai) dengan kolaborasi  Gending Jawa Klasik (Terbang Jawa) yang terbuat dari kayu glugu/ batang pohon kelapa. Sekarang lebih banyak menggunakan kayu Mangga karena alasan bahan lebih mudah didapatkan.

Cara Membuat Rebana Zaman Dulu
Pembuatan kluwung (frame) rebana masih menggunakan cara manual, yakni dengan ditatah dengan menggunakan pisau khusus untuk mendesain serta melubanginya. " Itu pun masih bekerja sama dengan seseorang dari daerah Jatilawang, Banyumas, " cerita bapak Toip suatu ketika.

Baru kemudian pada era 1970-an mereka mulai menggunakan mesin bubut bertenaga kaki (digenjot), agar as yang sudah dipasangi bahan rebana atau kayu berputar. Pada tahun berikutnya, sekitar 1980-an mulailah pembuatan kluwung rebana menggunakan mesin bubut bertenaga listrik.
   
Market Rebana
Masih pada tahun 1970-an seorang pengusaha dari Tasikmalaya, Jawa Barat bernama Haji Sulaeman (almarhum) datang berkunjung. Beliau merasa tertarik melihat keuletan bapak Toip yang notabene pembantu bapak Madali, sehingga kemudian mengajaknya bekerja sama agar mandiri dan maju, dengan memberinya modal gratis_dengan syarat produk rebananya harus dijual kepada beliau! Kebetulan Haji Sulaiman sudah memiliki toko pernik-pernik kerajinan di daerah Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara dengan nama Toko Musik Setia.

Maka dari toko barang kerajinan dengan produk dagang unggulannya rebana inilah, lambat laun Rebana Kaliwadas yang notabene produk " TOIP " dikenal luas hingga sebagian wilayah Jawa. Hingga berangsur-angsur merambah ke seluruh wilayah Indonesia, bahkan negara tetangga!

Booming Rebana
Puncak kejayaan rebana berlangsung pada tahun 1999 hingga sekarang. Pengrajin dan pemodal seperti almarhum Haji Sulaiman jumlahnya pun sudah belasan orang. Demikian halnya jenis produknya. Rebana Kaliwadas tidak lagi berkutat pada salah satu jenis alat musik saja, seperti pada awal 'penciptaannya'. Berturut-turut ada rebana Qasidah Samrah dan Lasqi, Hadrah berbagai versi, Marawis dan Kendang, dll. Bahkan alat musik modern pun dibuatnya : Marching Band


Notulen penulis :
  • Spesial merk "Solichin Toip" semua produk dibuat langsung di bengkel Suara Tunggal Bahana, termasuk Bedug Mesjid dan Mimbar.
  • Apresiasi kerjasama dengan RCTV Cirebon pada Kontes Genjring Ramadlan 2 pada tahun 2010. 
  • Pada tahun yang sama, tepatnya pada hari Kartini 21 April 2010, profil kami tampil pada acara Laptop Si Unyil di televisi nasional Trans7.
  • Lihat visual rebana lainnya di Solichin Toip Channel

Salam !


3 komentar:

Solichin Toip Musik mengatakan...

Saat ini kami tidak berkerja sama dengan pihak atau toko musik manapun, kecuali dengan pelatih-pelatih yang akan dibuktikan dengan nota dan kode produksi khusus

edo mengatakan...

ass, mau tanya bapak jual buku pedoman tentang rebana gak? kalau adda sya mau beli, trimakasi
by, karnady palembang

Solichin Toip Musik mengatakan...

Wasslm....Mhn maaf kami tidak menjualnya.