Tidak mau ribet beli alat musik? Silakan belanja online via Shopee

Jumat, 24 Mei 2013

Bumiayu Bershalawat

habib Lutfi     Ribuan umat Islam memadati jalan Pangeran Dipenogoro depan Mesjid Agung Baiturrahim Bumiayu. Mereka datang  dari berbagai daerah, khususnya Brebes bagian Selatan. Sebuah acara yang diprakarsai oleh Polres Kabupaten Brebes bekerja sama dengan pengurus mesjid
kebanggaan wong Bumiayu itu, dalam rangka peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW 1434 Hijriyyah.
     Bumiayu Bershalawat adalah tema acara yang diadakan tadi malam tanggal 23 Mei 2013. Dihadiri oleh Polres Kabupaten Brebes, Bupati, DPRD II, Muspika dan seluruh jajarannya. Tidak ketinggalan para habaib, ulama, dan tentu para muhibbin yang datang berjalan kaki dan dengan kendaraan masing-masing.
     Acara dimulai setelah Isya dengan pra acara irama Rebana Hadrah dari Pondok Modern Darunnajat, Tegal Munding, Pruwatan. Kemudian lantunan lagu " Indonesia Raya " dinyanyikan bersama. Selanjutnya sambutan-sambutan dari pihak panitia mesjid, polres Brebes dan ibu Bupati. Pada kesempatan itu Kapolres Brebes AKBP Kif Aminanto juga sempat mengumumkan pengangkatan anak asuh polres Brebes yang beliau tegaskan bukan sebagai anak asuh Kapolres, tapi anak asuh Polres Brebes. Alasan beliau karena jika jabatannya sebagai Kapolres suatu waktu dimutasi ke daerah lain, maka anak asuh Polres Brebes tetap akan ada yang meneruskan. Dan otomatis Kapolres yang baru sebagai penanggung jawabnya.

     Tausiah KH. Dirjo Tegal dan Habib. Lutfi bin Ali bin Yahya Pekalongan
     Bertindak sebagai pembicara pada malam itu adalah KH. Dirjo dari Tegal. Kyai lulusan pondok Buntet Pesantren Cirebon dengan gayanya yang lucu itu mengajak berdialog para pengunjung. Pesan beliau agar tetap bersikap baik dan santun kepada siapapun. Beliau juga sempat melontarkan empat pilar hasil 'nimba ilmunya' pada Habib Lutfi. Empat pilar tersebut adalah; Mengamalkan Pancasila, UUD '45, Bhineka Tunggal Ika dan cinta NKRI ( Negara Kesatuan Republik Indonesia ).
     Sebagai pembicara terakhir adalah Habib Lutfi bin Ali bin Yahya dari Pekalongan. Pesannya kurang lebih sama, yakni berbicara mengenai akhlak kepada sesama, terutama kepada anak yatim (anak yang ditinggal mati ayahnya). Bahwa, menurut beliau, anak yatim adalah tidak termasuk sebagai penerima zakat. Karena mereka adalah sebagai anak setiap muslim lainnya. Maka hukumnya wajib bagi setiap muslim, terutama yang mampu, untuk mengasihi dan menyayanginya. Saran beliau dengan tegas juga dinyatakan, bahwa hendaknya panti-panti dengan nama panti asuhan yatim-piatu dan sejenisnya bisa dihapus dan diganti nama dengan nama yang lebih baik lagi, seperti taman pendidikan mawar dan sejenisnya. Beliau khawatir suatu saat anak-anak yatim itu jika sudah dewasa menjadi sedih dan minder karena menjadi bahan gunjingan, kalau mereka berasal dari panti asuhan.
Baca juga pos lainnya di bawah...

0 komentar: