Kurang lebih sembilan belas tahun yang lalu, saat itu saya
masih bujangan, di hari lebaran seperti pada umumnya masyarakat Islam di
Indonesia, saya mendapati seorang janda
yang tengah bertangisan dengan anak perempuan tertuanya. Bukan saja mereka
teringat suami dan ayahnya yang telah pergi mendahului mereka. Namun yang lebih
miris lagi adalah karena di atas meja mereka kosong, tidak ada kueh-kueh atau snack
yang lazimnya dihidangkan pada tamu-tamu dan keluarga yang datang berlebaran.
Bahkan pakaian yang melekat pada tubuh
mereka pun hanyalah pakaian lama yang untungnya masih pantas dikenakan !
mereka pun hanyalah pakaian lama yang untungnya masih pantas dikenakan !
Sekelumit kisah
di atas hendaknya menjadi cermin buat para aghniya ( orang-orang kaya )
agar bisa terketuk dan ikhlas hatinya sehingga dapat membagi kasih sayangnya pada golongan
fakir miskin. Jangan sampai di hari di mana
seharusnya umat Islam bergembira namun ada segolongan orang yang justru bersedih hanya karena memikirkan
makanan dan pakaian.
Perhatikanlah
dialog Rasulullah SAW dengan seorang gadis kecil yang tengah menangis
sesenggukan di hari lebaran, di bawah ;
“ Gerangan
apakah yang membuat engkau menangis anakku ? “ sapa Rasulullah lembut
sehingga sang gadis berhenti menangis. Namun ia tak menoleh dan hanya menerawang
dengan sosoknya yang polos, seolah
tengah membayangkan sesuatu yang sangat diinginkannya. Dan ia, ternyata
menangis karena tak memiliki baju baru
untuk merayakan hari kemenangan itu.
“ Ayahku mati
syahid dalam sebuah peperangan bersama Rasulullah, “ jawab si gadis kecil
kemudian.
Seketika Rasulullah
mendekapnya. “ Maukah engkau seandainya Aisyah menjadi ibumu, Muhammad
ayahmu, Fatimah bibimu, Ali sebagai pamanmu, dan Hasan serta Husain menjadi
saudaramu ? “ tanya Rasulullah menyediakan diri.
Tentu saja gadis
itu mengiyakannya. Ia tersadar kalau sosok lelaki di hadapannya adalah
Rasulullah SAW. Siapa yang tidak ingin berayahkan manusia termulia di muka bumi
ini dan beribu ummul-mu’minin ?
Subhanallah !
Demikianlah sosok
mulia itu memperlakukan seseorang sehingga seorang gadis kecil yang yatim bisa
kembali menebar senyum paling indah di hari kemenangannya.
Allaahu
Akbar…Allaaahu Akbar…Allaaahu Akbar walillaahilhamdu !
0 komentar:
Posting Komentar