Tidak mau ribet beli alat musik? Silakan belanja online via Shopee

Kamis, 16 Agustus 2012

Jangan Biarkan Mereka Menangis

     Kurang lebih sembilan belas tahun yang lalu, saat itu saya masih bujangan, di hari lebaran seperti pada umumnya masyarakat Islam di Indonesia, saya mendapati seorang  janda yang tengah bertangisan dengan anak perempuan tertuanya. Bukan saja mereka teringat suami dan ayahnya yang telah pergi mendahului mereka. Namun yang lebih miris lagi adalah karena di atas meja mereka kosong, tidak ada kueh-kueh atau snack yang lazimnya dihidangkan pada tamu-tamu dan keluarga yang datang berlebaran. Bahkan pakaian yang melekat pada tubuh
mereka pun hanyalah pakaian lama yang untungnya masih pantas dikenakan !
     Sekelumit kisah di atas hendaknya menjadi cermin buat para aghniya ( orang-orang kaya ) agar bisa terketuk dan ikhlas hatinya sehingga dapat membagi kasih sayangnya pada golongan fakir miskin. Jangan sampai di hari di mana  seharusnya umat Islam bergembira namun ada segolongan orang yang  justru bersedih hanya karena memikirkan makanan dan pakaian.
     Perhatikanlah dialog Rasulullah SAW dengan seorang gadis kecil yang tengah menangis sesenggukan di hari lebaran, di bawah ;
     “ Gerangan apakah yang membuat engkau menangis anakku ? “ sapa Rasulullah lembut sehingga sang gadis berhenti menangis. Namun ia tak menoleh dan hanya menerawang dengan sosoknya yang  polos, seolah tengah membayangkan sesuatu yang sangat diinginkannya. Dan ia, ternyata menangis karena  tak memiliki baju baru untuk merayakan hari kemenangan itu.
     “ Ayahku mati syahid dalam sebuah peperangan bersama Rasulullah, “ jawab si gadis kecil kemudian.
     Seketika Rasulullah mendekapnya. “ Maukah engkau seandainya Aisyah menjadi ibumu, Muhammad ayahmu, Fatimah bibimu, Ali sebagai pamanmu, dan Hasan serta Husain menjadi saudaramu ? “ tanya Rasulullah menyediakan diri.
     Tentu saja gadis itu mengiyakannya. Ia tersadar kalau sosok lelaki di hadapannya adalah Rasulullah SAW. Siapa yang tidak ingin berayahkan manusia termulia di muka bumi ini dan beribu  ummul-mu’minin ?
     Subhanallah !
     Demikianlah sosok mulia itu memperlakukan seseorang sehingga seorang gadis kecil yang yatim bisa kembali menebar senyum paling indah di hari kemenangannya.
    Allaahu Akbar…Allaaahu Akbar…Allaaahu Akbar walillaahilhamdu !

0 komentar: